Metaverse, Realitas Virtual, dan Realitas Tertambah: Rencana Apple dan Meta
Metaverse | 10/06/2024 |
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi realitas virtual (VR) dan realitas terkaya (AR) telah mengalami kemajuan signifikan dalam hal aksesibilitas dan adopsi. Meskipun headset VR dan konsep "metaverse" (universitas virtual di mana orang dapat berinteraksi dan bertukar data) secara tradisional dikaitkan dengan gamer dan penggemar teknologi, headset AR dan teknologi AR lainnya semakin dianggap sebagai alat untuk pasar konsumen umum.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan antara teknologi VR dan AR dan membahas aplikasi potensial dari teknologi ini untuk audiens niche dan mainstream melalui konsep Metaverse. Kita juga akan mempertimbangkan peran QR Codes dalam pengembangan teknologi ini dan bagaimana mereka digunakan untuk menciptakan pengalaman yang imersif dan interaktif bagi pengguna.
Metaverse Versi Populer Pertama: Second Life
Antarmuka Second Life adalah contoh awal dari platform metaverse, dan merupakan salah satu dunia virtual pertama yang mendapatkan popularitas luas pada awal tahun 2000-an. Dibuat oleh Linden Lab, Second Life adalah dunia virtual yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mempersonalisasi avatar mereka sendiri, menjelajahi berbagai lingkungan virtual, dan berinteraksi dengan pengguna lain secara real-time.
Second Life digemari karena fokusnya pada konten yang dibuat oleh pengguna, dengan pengguna dapat membuat objek virtual, bangunan, dan bahkan dunia virtual secara keseluruhan. Meskipun Second Life awalnya populer di kalangan pengguna terampil dalam teknologi dan early adopter, akhirnya mendapatkan audiens yang lebih luas dan digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pendidikan, bisnis, dan bersosialisasi. Meskipun popularitasnya pada saat itu, Second Life sejak itu menurun popularitasnya, seiring munculnya teknologi VR dan AR yang lebih baru dan canggih.
Tren Metaverse
Konsep "metaverse" - sebuah alam semesta virtual di mana orang dapat berinteraksi dan bertukar data - telah mendapatkan perhatian signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan rebranding Facebook menjadi "Meta" pada tahun 2021.
Terminologi "metaverse" pertama kali diperkenalkan dalam novel fiksi ilmiah karya Neal Stephenson pada tahun 1992 yang berjudul "Snow Crash," tetapi sejak itu sering digunakan untuk menggambarkan berbagai teknologi realitas virtual dan realitas terkaya. Dalam konteks VR dan AR, metaverse mengacu pada ruang virtual di mana pengguna dapat berinteraksi satu sama lain dan dengan objek dan pengalaman virtual. Meskipun konsep metaverse sejauh ini dikaitkan dengan gaming dan pengalaman realitas virtual yang imersif, kini sedang diteliti sebagai platform potensial untuk berbagai aplikasi, termasuk jejaring sosial, pendidikan, dan perdagangan.
Meta Fokus Facebook pada Gaming Imersif dengan Headset Meta Quest
Setelah melakukan rebranding menjadi "Meta," perusahaan Facebook berfokus pada pengembangan pengalaman realitas virtual yang imersif, terutama di bidang gaming. Salah satu produk utama dalam upaya ini adalah headset Meta Quest 2, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses Metaverse dan merasakan berbagai game VR dan konten imersif lainnya.
Headset Meta Quest 2, 3, dan Pro dikenal dengan grafis berkualitas tinggi dan kemampuan pelacakan gerakan yang memungkinkan pengalaman VR yang lebih realistis dan menarik. Meskipun headset ini awalnya dipasarkan untuk para gamer, mereka juga digunakan untuk tujuan lain, seperti pendidikan dan pelatihan simulasi.
Meta Quest 2, 3, dan Pro
Meta Quest 2, meskipun merupakan perangkat VR yang mengesankan, memiliki kemampuan AR yang lebih terbatas dibandingkan dengan model Meta Quest 3 dan Pro yang lebih baru. Fungsionalitas AR-nya terbatas, seringkali hanya menampilkan konten dalam hitam dan putih dengan kualitas yang lebih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh keterbatasan perangkat Meta Quest 2 yang dirancang dengan fokus pada VR daripada AR.
Di sisi lain, model Meta Quest 3 dan Pro telah melakukan beberapa perbaikan di bidang ini. Mereka dilengkapi dengan sensor dan prosesor yang lebih baik yang memungkinkan pengalaman AR yang lebih canggih. Menanggapi kemajuan teknologi ini, dilakukan adaptasi pada platform AR Code untuk sepenuhnya mendukung headset Meta Quest ini. Integrasi ini memungkinkan tampilan video AR Meta Quest dan model 3D Meta Quest dalam mode AR yang menggabungkan pengalaman pengguna secara keseluruhan dengan memanfaatkan kemampuan model Meta Quest yang lebih baru.
Apple Vision Pro
Headset AR terbaru Apple, Apple Vision Pro, dapat menjadi solusi untuk keterbatasan saat ini pada akses dan tampilan konten AR di headset VR. Headset ini dilengkapi dengan sensor dan prosesor canggih yang dirancang khusus untuk pengalaman AR, dan diharapkan mampu menghandle berbagai konten AR.
Selain itu, Headset Apple Vision Pro akan mampu memindai QR AR Code untuk mengakses dan menampilkan model 3D dan pengalaman AR lainnya, sehingga memudahkan pengguna untuk mengakses dan berinteraksi dengan konten AR.
Headset Apple Vision Pro berpotensi menjadi pemain utama di pasar AR dan dapat membantu mempercepat adopsi teknologi AR di kalangan konsumen umum.
Beberapa fitur dari Headset Apple Vision Pro:
- Layar beresolusi tinggi: 2 * 4K = 8K
- Teknologi pelacakan mata canggih
- Pengenalan dan kontrol gerakan tangan
- Umpan balik haptik canggih
- Audio spasial
- Integrasi dengan perangkat Apple lain seperti iPhone dan iPad
- Framework ARKit dan RealityKit untuk rendering
- 12 kamera dan pemindai Lidar untuk pemantauan dan penelusuran
- Kontrol suara dan integrasi dengan Siri
Tujuan Headset VR: Kacamata AR Untuk Pasar Massa
Tujuan utama teknologi headset VR adalah menjadi kacamata augmented reality yang bisa diadopsi secara luas oleh konsumen umum, bukan hanya oleh para gamer. Headset VR tradisional umumnya fokus pada memberikan pengalaman gaming yang imersif, tetapi dengan berkembangnya teknologi AR, terlihat jelas bahwa ada berbagai aplikasi yang lebih luas untuk AR selain gaming.
Berikut adalah daftar beberapa Headset AR/VR yang telah dirilis:
- Meta Quest 2, 3, dan Pro
- HTC Vive XR Elite
- Sony PlayStation VR
- Samsung Gear VR
- Microsoft HoloLens 2
- Pico 4 VR
- Apple Vision Pro
Kacamata AR, khususnya, memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi dan dunia sekitar kita dengan meletakkan objek virtual dan informasi di atas dunia nyata. Perusahaan seperti Apple dan Facebook, yang dikabarkan sedang bekerja pada kacamata AR, diharapkan akan membawa perangkat-perangkat ini ke pasar dalam beberapa tahun mendatang dan membuat teknologi AR lebih tersedia secara luas bagi konsumen.
Keberhasilan kacamata AR ini akan bergantung pada kemampuannya untuk menyediakan berbagai pengalaman AR dan dapat diakses oleh audiens yang luas, bukan hanya oleh para gamer.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apa perbedaan antara teknologi VR dan AR?
Teknologi VR menciptakan lingkungan virtual yang sepenuhnya imersif, sementara teknologi AR meletakkan objek virtual dan informasi di atas dunia nyata. AR sering kali dianggap lebih mudah diakses oleh audiens mainstream.
Apa itu Metaverse?
Metaverse adalah alam semesta virtual di mana orang dapat berinteraksi dan bertukar data. Metaverse telah mendapatkan perhatian signifikan dalam beberapa tahun terakhir sebagai platform potensial untuk berbagai aplikasi.
Apa beberapa contoh platform Metaverse yang populer?
Second Life adalah salah satu dunia virtual pertama yang mendapatkan popularitas luas pada awal tahun 2000-an. Meta Horizon Facebook merupakan contoh terbaru, yang berfokus pada pengalaman gaming yang imersif.
105,668 AR experiences
276,672 Pemindaian per hari
72476 Pencipta